Makalah Tentang Nabi Muhammad SAW





TUGAS KELOMPOK
SEJARAH PERJALAN NABI MUHAMMAD SAW


Disusun Oleh:

Nama :
kelas:





SEKOLAH MENENGA ATAS NEGERI
2013



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Perjalanan  Nabi Muhammad SAW
Adapun makalah Sejarah Perjalanan  Nabi Muhammad SAW ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Sejarah Perjalanan  Nabi Muhammad SAW ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.


Pringsewu  20  November 2013





Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………….......................……............ ii
DAFTAR ISI ………………………………………………….................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................1
B.      Rumusan Masalah........................................................................................1
C.     Tujuan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Kehidupan Nabi Muhammad SAW Sebelum Menjadi Nabi Dan Rasul..........................................................................................................................2
B.     Kehidupan NabiMuhammad SAW Pada Masa Kenabian........................................3
C.     Kehidupan Nabi Muhammad Setelah Hijrah Ke Yastrib..........................................9

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan.................................................................................................16.
3.2  Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah

Nabi Muhammad saw. merupakan suri tauladan atau uswah hasanah bagi umat islam. Sebagai umat islam kita ditungtut untuk mengetahui sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. membawa umat manusia dari zaman jahiliah ke zaman kepintaran, dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan dari biadab menjadi beradab.
Perjuangan Nabi Muhammad itu tidak berjalan dengan mulus tapi banyak rintangan dan tantangan yang terus menghampiri, contohnya hinaan, cemoohan, makian, dan siksaan dari orang-orang kafir yang tidak menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. walaupun demikian Nabi Muhammad saw. tetap tegar dan tidak menyerah sekalipun tantanganya itu sangat berat untuk dihadapi. Jadi, Nabi Muhammad saw. rela mengorbankan harta, jiwa, dan  raganya dalam menegakan ajaran islam.

B.            Rumusan Masalah

                  1.               Bagaimana kehidupan Nabi Muhammad saw. sebelum hijrah?
                  2.               Bagaimana kehidupan Nabi Muhammad saw. setelah hijrah?

C.    Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai berikut :
                  1.               Supaya kita tahu sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam menegakan ajaran islam
                  2.               Supaya sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw itu dijadikan ibroh atau pelajaran oleh kita
                  3.               Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaaan Islam (SKI)




BAB II
PEMBAHASAN


A.    KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW. SEBELUM MENJADI NABI DAN RASUL

    1.          Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib.
Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.

    2.          Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya

Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th.
Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.

B.     KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW PADA MASA KENABIAN

1.          Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW

Pada usia 35 th lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke baitul Haram yang dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi sambil berkata “Bacalah”. Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca” Lantas Malaikat memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah”. Jawab Nabi”Aku tidak bisa membaca”. Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya. Lalu Nabi bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan menemui Khadijah (isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya.
Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi “Maha suci, Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh hati.


2.          Tahun ke 1-4 Kenabian

Perintah berdakwah. Nabi Muhammad SAW kembali bertahanuts di gua dengan penuh kecemasan. Datanglah malaikat Jibril AS namun Nabi SAW menggigil ketakutan dan pulang ke rumahnya serta minta diselimuti oleh isterinya. Dalam keadaan seperti itu Jibril AS mendatanginya untuk menyampaikan wahyu yang kedua berupa perintah awal untuk berdakwah (QS. Al-Muddattsir : 1-7).
Dakwah secara diam-diam. Karena perintah berdakwah sudah turun kepadanya, dan hal ini sangat berdampak besar, maka Rosul SAW memulai dakwahnya kepada keluarga dan kerabatnya secara diam-diam. Dengan demikian Islampun mulai tersiar di kalangan keluarga Rosul SAW seperti:
1.      Khodijah (dari kaum wanita).
2.      Abu Bakar (dari kaum pria dewasa).
3.      Ali bin Abi Tholib (dari kalangan anak-anak).
4.      Zaid bin Haritsah dan
5.      Ummu Aiman (dari kalangan budak).
Kemudian merekapun secara diam-diam mulai menyeru kerabat mereka untuk beriman kepada Allah SWT, sehingga dalam waktu singkat yang beriman kepada Allah SWT mencapai 39 orang. Dan kemudian mereka disebut as-Sabiquunal aw-Waluun (orang-orang yang pertama kali masuk Islam).
Dakwah secara terang-terangan dan rintangan dari kaum Quroisy selama 3 tahun Rosul SAW melaksanakan Dakwatul Afrod (menyeru perorangan), maka turunlah perintah untuk berdakwah secara terang-terangan (QS. Al-Hijr : 94). Ketika Rosul SAW memulai dakwah secara terang-terangan dengan mengumpulkan kaumnya di bukit Shofa. Timbullah kebencian dan permusuhan dari para tokoh Quroisy seperti : Abu Lahab (paman Nabi SAW) menghasut kaum laki-laki, dan Ummu Jamiel (isterinya Abu Lahab) menghasut kaum wanita, dan Abu Jahal menghasut kaum pemuda. Berbagai macam cara mereka menghalangi dakwah Nabi. Sehingga turunlah wahyu Allah SWT yang mengutuk Abu Lahab dan isterinya Ummu Jamiel (QS. Al-Lahab : 1-5).
Perbuatan-perbuatan jahat kaum Quroisy terhadap Nabi SAW :
1.      Menyebarkan fitnah untuk menjelek-jelekkan dan memojokkan Nabi Muhammad SAW.
2.      Membuat hasutan-hasutan agar orang-orang menjauhi Nabi Muhammad SAW.
3.      Mendatangi dan mengancam Abu Tholib paman Nabi SAW.
Walaupun demikian Nabi Muhammd SAW. tidak pernah menyerah untuk mengajak manusia pada jalan yang benar.

3.          Tahun ke 5-9 Kenabian

Hijrah ke Habsyah yang pertama. Karena merasa sayang dan kasihan kepada para pengikutnya yang selalu disiksa, maka Rosul SAW memberi izin para sahabatnya untuk berhijrah ke Habsyah, (Ethiopia) yang mayoritas penduduknya beragama Nasroni. Hijrah ini diikuti oleh 10 orang laki-laki dan 5 orang wanita, di antaranya ialah Utsman bin Affan dan isterinya Ruqoyyah. Mereka berangkat diam-diam karena takut dihalangi oleh kafir Quroisy. Setelah 3 bulan di Habsyah, mereka kembali ke Makkah membawa kesan yang sangat baik.
Ditolaknya negosiasi pertama dan kedua. Bermacam cara menghentikan dakwah Nabi SAW tidak berhasil, kaum kafir Quroisy mengutus Uqbah bin Walid untuk bernegosiasi kepada Rosul dengan memberi tawaran yang menggiurkan, namun ditolak oleh Rosul SAW. Mendengar usaha negosiasi pertama ditolak maka dilakukanlah negosiasi kedua dengan tawaran agar Muslimin beribadah secara bergiliran. Hari ini menyembah berhala dan besoknya menyembah Allah. Maka dengan tegas Nabi SAW kembali menolak tawaran kafir Quroisy itu dengan membaca surat Al-Kaafiruun : 1-6. Karena negosiasi kedua juga ditolak, mereka semakin gencar melakukan gangguan fisik kepada Rosul SAW.
Dua pemuka Quroisy masuk Islam pada tahun ke-5 Kenabian, mereka adalah Umar bin Khottob yang terkenal keras, tegas dan jujur, dan Hamzah bin Abdul Mutholib paman Nabi SAW dari ayah. Maka semakin gigihlah dakwah umat Islam dan mulai berani melawan jika dihina berlebihan oleh orang-orang kafir Quroisy.
Hijrah ke Habsyah yang kedua. Nabi SAW mendengar berita tentang rencana embargo oleh kafir Quroisy terhadap umat Islam, beliau memerintahkan para sahabat untuk hijrah ke Habsyah yang kedua. Maka berangkatlah 73 orang laki-laki dan 11 orang wanita yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Tholib. Namun perjalan mereka diketahui oleh kafir Quroisy dan segera mengutus dua pemuda ahli diplomasi yaitu ‘Amr bin Ash dan Amarah bin Walid untuk menemui raja Habsyah Najasyi dengan membawa hadiah dan meminta agar mengembalikan orang-orang Islam itu ke Makkah. Tapi Najasyi tidak mau menyerahkan begitu saja, bahkan memanggil Ja’far untuk menjelaskan kebenaran Islam. Kemudian Ja’far menjawab dengan jelas dan tegas sehingga membuat Najasyi terkesan terhadap Islam, maka ia mengizinkan Ja’far dan rombongannya tinggal di Habsyah. Najasyipun langsung memerintahkan pulang kedua delegasi Quroisy tersebut dan membawa pulang kembali hadiah-hadiah yang mereka bawa untuk Najasyi. Maka Nabi SAW yang sedang dalam pemboikotan, mendapat wahyu tentang kebaikan raja Habsyah terhadap umat Islam (QS. Al-Maidah : 82).
Pada tahun ke-7 Kenabian (616 M) kaum kafir Quroisy sepakat melakukan embargo terhadap Nabi dan keluarganya dari Bani Hasyim. Mereka membuat piagam khusus yang digantung di Ka’bah, piagam itu berisikan antara lain melarang siapapun mengadakan hubungan dengan Nabi dan keluarganya dalam bentuk apapun. Piagam tersebut habis masa berlakunya jika Bani hasyim dengan sukarela menyerahkan Nabi untuk dibunuh. Maka akibat dari embargo ini berbagai penderitaan dirasakan oleh Nabi dan keluarganya, namun tidak setitikpun hati Bani Hasyim mau menyerahkan Nabi SAW kepada kafir Quroisy. Dan untuk menyambung hidup mereka hanya makan daun yang terdapat di sekitar Syi’ib Abu Tholib tempat mereka diboikot. Pemboikotan ini terjadi selama 3 tahun.

4.          Tahun ke 10-13 Kenabian

a.       Habisnya Masa Embargo
Nabi SAW mengetahui bahwa piagam yang digantung di Ka’bah telah dimakan rayap, hal ini sebagai suatu tanda bahwa embargo akan berakhir. Setelah dilihat ternyata piagam itu benar-benar dimakan rayap dan langsung dirobek oleh pemuka Quroisy tersebut. Maka habislah masa embargo, Nabi SAW dan seluruh keluarga besarnya bebas dengan penuh rasa syukur.
Tahun Kesedihan. Setelah Nabi SAW keluar dari embargo, terjadilah musibah yang menyedihkan hati belau, yaitu meninggalnya isteri beliau Siti Khodijah dan beberapa bulan kemudian disusul pamannya Abu Tholib juga meninggal. Beliau menamakan tahun ini tahun kesedihan (‘Aamul Huzni).
Nabi Muhammad SAW menikah dengan seorang janda Saudah binti Zam’ah. Dan beberapa bulan kemudian beliau menikah lagi dengan Aisyah binti Abu Bakar yang masih berumur 9 tahun. Namun pernikahan ini hanya bersifat memperkuat kekeluargaan, karena Nabi SAW baru menggaulinya ketika Aisyah berusia 15 tahun (setelah hijrah ke Madinah).
b.      Hijrah ke Thoif
Kaum kafir Quroisy semakin gencar meneror Rosulullah SAW, karena mereka tahu Khodijah dan Abu Tholib yang selama ini membantu dakwah Rosul telah tiada. Maka Rosul SAW mengajak zaid bin Haritsah hijrah ke Thoif dan berdakwah di sana yang dihuni oleh Bani Tsaqif. Namun di Thoif Rosul SAW mendapat perlakuan lebih kejam dibandingkan kekejaman di kota Makkah. Beliau dilempari dengan batu sampai tubuhnya penuh dengan luka dan darah. Nabi berdo’a kepada Allah SWT dengan penuh rasa bersalah karena tidak berhasil berdakwah di negri Thoif, dalam do’anya tidak satu katapun yang menyalahi atau mengutuk perlakuan penduduk Thoif terhadap dirinya, beliau hanya memohon ampunan dan petunjuk kepada Allah SWT. Maka Rosul SAW kembali ke kota Makkah, dan di pertengahan jalan malaikat penjaga gunung minta izin kepada Rosul SAW untuk menjatuhkan dua bukit di sekitar Thoif ke tengah-tengah penduduk yang ingkar itu. Tapi Rosul SAW menjawab : “Jangan, aku berharap anak cucu dari mereka nanti kaum penyembah Allah.” Lalu Nabi berdo’a “Ya ALLAH berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak tahu”.
c.       Isro’ dan Mi’roj
Pada malam tanggal 27 Rojab, Nabi Muhammad SAW (berusia 52 tahun) diperintah oleh Allah SWT melaksanakan Isro’ (perjalanan dari Masjidil Haram – Makkah ke Masjidil Aqsho – Palestina) dan Mi’roj (perjalanan naik ke Sidrotul Muntaha). Perjalanan ini hanya berlangsung selama 3 jam saja, dilakukan dalam keadaan sadar dengan ruh dan jasad. Nabi Muhammad SAW berhadapan langsung dengan Allah SWT pencipta alam semesta dan yang menciptakan dirinya. Beliau mendapat perintah sholat 5 waktu untuk dirinya dan kaum Muslimin.
d.      Bai’at Aqobah
Kabilah dari Yastrib/Madinah yang sebelumnya memang sering mendengar tanda-tanda kedatangan Rosul terakhir dari para pendeta Yahudi, sehingga agama Islam diterima dengan baik di sana. Mereka terdiri dari suku : Bani Qoinuqo, Bani Nadlier dan Bani Quroidzoh. Setelah menyatakan diri masuk Islam mereka kembali ke Yastrib dan menyebarkan ajaran Islam di sana, sehingga kemuliaan Nabi Muhammad SAW dan agama Islam terkenal di sana.
Setelah banyak kabilah Arab dari Yastrib yang menyatakan masuk Islam sehingga banyak penduduk Yastrib yang telah mengenal agama Islam. Maka pada musim haji tahun berikutnya datang 12 orang laki-laki dari Yastrib berkumpul menemui Nabi SAW di Aqobah, mereka berkumpul untuk masuk Islam dan dibai’at langsung oleh Nabi SAW.

Isi Bai’atul (perjanjian) Aqobah yaitu :
1.      Hendaklah kamu menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan suatu apapun.
2.      Janganlah kamu mencuri.
3.      Janganlah kamu berzinah.
4.      Janganlah kamu membunuh anak-anak.
5.      Janganlah kamu berdusta dan berbuat kedustaan.
6.      Janganlah kamu menolah perkara yang baik.
7.      Hendaklah kamu mengikuti perintah Allah, baik di waktu susah atau senang.
8.      Hendaklah kamu mengikuti perintah Allah, baik dalam keadaan terpaksa atau tidak.
9.      Jangan kamu merebut suatu perkara dari yang ahlinya.
10.  Hendaklah kamu mengatakan kebenaran di mana saja kamu berada.
11.  Janganlah kamu takut atau cemas dalam mengerjakan agama Allah terhadap orang yang mencela. Ketika mereka akan kembali ke Yastrib, Nabi SAW mengutus Mush’ab bin Umair pergi bersama mereka untuk mengajar tentang ajaran Islam kepada penduduk Yastrib.
Bai’at Aqobah Kedua : 73 orang laki-laki dan 2 orang wanita dari Yastrib bersama Mush’ab bin Umair yang telah bertugas selama setahun di sana datang ke Makkah menemui Nabi Muhammad SAW di Aqobah untuk melakukan bai’at. Bai’atul Aqobah ini dilakukan seperti bai’at pada tahun sebelumnya, dan paman Nabi SAW ‘Abbas bin ‘Abdul Mutholib juga mengikuti bai’at ini.

C.    KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH HIJRAH KE YASTRIB

1.          Hijrahnya Nabi Muhammad SAW. dan Pengikutnya

Karena semakin banyak penduduk Yastrib/Madinah yang menyatakan diri masuk Islam, maka kaum Muslim bersepaat untuk hijrah ke Yastrib. Kedatangan para sahabat Nabi yang berhijrah ke Yastrib disambut baik di sana, maka kaum kafir Quroisy berpendapat “Bahwa ancaman dari Islam semakin besar”. Maka disusunlah rencana membunuh Nabi. Tapi Allah Yang Maha Pengasih segera memerintahkan beliau Hijrah ke Yastrib. Namun para pemuda Quroisy dari berbagai kepala suku telah mengepung rumah Nabi SAW. Maka ketika akan berangkat hijrah, beliau membaca surat Yasiin ayat 9. Dan dengan pertolongan Allah SWT para pemuda Quroisy yang akan membunuh Nabi itu tertidur dan tidak mengetahui Nabi telah keluar dari rumahnya. Beliau berangkat bersama sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq kemudian bersembunyi di gua Tsur. Setelah sadar kaum Quroisy itu langsung memasuki rumah Rosul, tapi mereka hanya mendapati Ali bin Abi Tholib yang masih remaja tidur di tempat tidur Rosul SAW. Dilakukanlah pencarian ke setiap sudut kota dan akhirnya sampai ke gua Tsur. Sehingga Abu Bakar merasa cemas dan takut, maka Nabi SAW menghiburnya : “Janganlah takut, Allah Bersama kita”. Berkat pertolangan Allah yang menciptakan sarang laba-laba dan burung merpati dengan telurnya di pintu gua, sehingga kaum Quroisy mengira “Tidak mungkin orang masuk ke gua tanpa merusak sarang laba-laba dan merpati itu”. Maka selamatlah Rosul SAW dan Abu Bakar RA dari kejaran orang- orang kafir Quroisy tersebut.
Mendirikan Masjid QubaPada hari Senin 12 Robi’ul Awal (24 September 622 M) Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Siddiq RA sampai di Quba 10 KM selatan Yastrib (pada saat inilah dihitung awal tahun Hijriyah oleh Kholifah ‘Umar bin Khotob). Selama 4 hari Nabi berdiam di sana dan mendirikan Masjid Quba, di dalam Al-Qur’an disebut dengan “Masjid yang didirikan atas dasar taqwa”. Di tengah perjalanan Nabi SAW bertemu dengan para sahabat yang lebih dulu berangkat, dan kemudian Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya mendirikan Sholat Jum’at yang pertama kali yaitu tanggal 16 Robi’ul Awal tahun 1 Hijriah.

2.          Perang Badar

Terjadinya Perang Badar dipicu oleh  rasa iri  orang-orang kafir Quraisy terhadap keberhasilan Nabi Muhammad saw, menguasai dan mempersatukan masyarakat Madinah. Peperangan ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke -2 H atau 8 Januari 623 M disalah satu sumber mata air  yaitu Badar.
Dalam Perang Badar kaum muslimin hanya berjumlah 313 orang yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw, sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 1.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Sebelum perang dimulai , terjadi perang tanding antara kedua belah pihak. Pihak umat Islam diwakili Ubaidah bin Harits,Hamzah bin Abdul Muttalib dan Ali bin Abi Thalib.  Pasukan Quraisy diwakili Syaibah bin Rabi'ah dan Utbah bin Rabi'ah dan Walid bin Utbah. Dalam perang ini pasukan kaum muslimin mengalami kemenangan dengan gemilang. Abu Jahal terbunuh dan 14 muslimin gugur sebagai syahid.

3.          Perang Uhud

Setelah mengalami kekalahan dalam perang Badar , Abu Sufyan menyiapkan pasukan dengan persenjataan lengkap. Bahkan mengundang pasukan Badui untuk bergabung. Terbentuklah pasukan kafir Quraisy dengan rincian  3.000 pasukan tempur yang didalamnya terdapat 700 pasukan bertameng dan 200 pasukan berkuda. Pada tahun 3 H, dibawah komando Abu Sufyan,pasukan itu bergerak menuju Madinah. Pada hari  Kamis 21 Maret 625 M,mereka berada dihilir Lembah Uhud. Pasukan Islam berjumlah 1.000 orang, akan tetapi ditengah perjalanan, 300 orang membelot dibawah pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul. Kedua pasukan bertemu di Bukit Uhud , pada awal peperangan, tentara muslim memperoleh kemenangan . Akan tetapi , ketika perang hampir selesai pasukan Pemanah umat islam meninggalkan posisinya untuk mengambil harta rampasan. Akibatnya pasukan Islam mendapat serangan dari pasukan kafir yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dari belakang. Akhirnya , pasukan Islam tidak mampu bertahan dan mengundurkan diri dari medan perang. Akibat perang ini , 70 orang pasukan Islam gugur, sedangkan 23 pasukan kafir tewas. Seusai perang , Hindun istri Abu Sufyan mengoyak-koyak isi perut Hamzah , paman Nabi Muhammad saw, yang gugur dalam pertempuran itu. Ia melampiaskan dendam atas terbunuhnya ayahnya, Utbah bin rabi'ah, oleh Hamzah bin Abdul Muttalib dalam perang Badar.

4.          Perang Khandak

Perang yang terjadi berikutnya adalah Perang Khandak. Setelah mengalami kekalahan dalam perang Uhud , pasukan Islam sekarang lebih kuat . Pada tahun 327 M, orang-orang kafir Quraisy, Yahudi dan Suku Badui mampu membentuk pasukan yang berkekuatan 10.000 personil. Diantaranya 600 pasukan berkuda yang dipimpin Abu Sufyan. Untuk menghadapi musuh, Nabi Muhammad saw mengerahkan 3.000 pasukan tempur. Berdasarkan saran dari Salman Al Farisi, kaum muslimin membuat sistim pertahanan berupa parit yang mengitari perbatasan Kota Madinah. Penggalian dilakukan oleh pasukan Islam sendiri . Abu Sofyan sebagai pemimpin pasukan Quraisy memutuskan mundur karena tidak sanggup lagi menghadapi perang. Peperangan dimenangkan oleh Kaum muslimin. Kemenangan ini membuat nama umat Islam dan Kota Madinah makin harum. Hali in menyebabkan para pembesar negara tetangga tertarik untuk bekerja sama dengan pemerintah Kota Madinah.

5.          Perjanjian Hudaibiyah

       Setelah 6 tahun menetap di Kota Madinah, timbul keinginan kaum Muhajirin untuk menunaikan ibadah haji sekaligus mengunjungi tanah kelahiran mereka. Nabi Muhammad saw mengunjungi Mekkah bersama para sahabat pada bulan Zulkaidah tahun ke-6 H atau 628 M untuk menunaikan ibadah haji. Para pemuka kafir quraisy berusha menghadang rombongan umat Islam ,ketika mengetahui keberangkatan tersebut.Dalam tradisi Arab, bulan Zulkaidah diharamkan untuk mengadakan peperangan,kebencian telah membuat mereka mengabaikan tradisi itu.
       Ketika rombongan umat Islam sampai di sebuah tempat bernama Hudaibiyah yang berjarak sekitar 6 mil dari kota Mekkah ,mereka berhenti . Nabi Muhammad saw mengutus Usman bin Affan untuk mengabarkan kepada kaum kafir Quraisy maksud dan tujuan mereka. Kaum kafir quraisy bersikeras tidak mengizinkan rombongan umat Islam memasuki Mekkah,Perundingan sangat alot . Walaupuun demikian ,mereka berhasil membuat kesepakatan yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah . Diantaranya isinya sebagai berikut :
a.       Kedua belah pihak mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun.
b.      Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad saw atau kaum kafir quraisy.
c.       Kaum muslimin wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya,sedangkan kaum kafir qurasiy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
d.      Kunjungan rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak boleh membawa senjata.
Setelah perjanjian Hudaibiyah situasi menjadi aman dan tidak ada peperangan. Pengikut Nabi Muhammad saw yang semula hanya berjumlah sekitar 1.400 orang bertambah menjadi hampir 10.000 orang. Hal ini disebabkan orang-orang Qurasisy banyak bersimpati terhadap Nabi Muhammad saw. Sebelumnya,para sahabat tidak menyetujui isi perjanjian Hudaibiyah. Mereka menganggap perjanjian itu hanya merugikan umat Islam. Akan tetapi , Nabi Muhammad saw, menyikapi Perjanjian Hudaibiyah secara arif.

6.          Penaklukan Kota Makkah

Setelah kaum musyrikin Qureisy melanggar perjanjian damai dengan Rasulullah SAW. dan setelah utusan mereka yaitu Abu Sufyan, gagal meminta maaf dari Rasulullah SAW, dan kembali ke Makkah dengan tangan hampa, Rasulullah SAW menyusun rencana rahasia untuk menaklukkan kota Makkah. Akan tetapi beliau tidak menginginkan adanya pertumpahan darah dalam hal ini. Untuk itulah beliau menyusun strategi dengan sangat rapi, dengan memperhitungkan tujuan beliau itu. Rasulullah SAW pun memulai gerakan besarnya itu tanggal 10 Ramadhan.
Ketika pasukan Islam sudah sampai di pinggiran kota Makkah, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyalakan api di atas gunung dan bukit-bukit sekitar Makkah dari arah Madinah, dengan tujuan menciptakan rasa takut pada penduduk Makkah. Beliau juga meminta agar setiap orang dari tentaranya membawa obor di tangan sehingga akan tampak sebuah garis memanjang dari api. Semua itu adalah untuk menunjukkan kepada penduduk Makkah bahwa yang datang kali ini adalah pasukan muslimin dalam jumlah yang besar. Rasulullah SAW juga mengutus Abbas, paman beliau, untuk memberitakan kepada warga Makkah agar menyerah terhadap pasukan muslimin dan tidak mengadakan perlawanan.
Ringkas cerita, penduduk Makkah benar-benar merasa ketakutan melihat atau mendengar besarnya kekuatan pasukan muslimin, sehingga tak ada lagi semangat perlawanan dari mereka. Inilah memang yang dikehendaki oleh Rasulullah SAW, yaitu penaklukan kota Makkah tanpa pertumpahan darah.

7.          Perang Tabuk

Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah. Tabuk adalah suatu tempat yang terletak antara Hijaz dan Syam.
Peperangan ini bermula dari keinginan kerajaan Romawi untuk menyerang negara Islam Madinah. Mereka mengumpulkan tentaranya di Syam dan beraliansi dengan kabilah-kabilah Arab lainnya, seperti Lakham, Juzam, Amilah, dan Ghasan.
Rasulullah mengadakan persiapan untuk menghadapi tantangan ini. Tetapi mengalami banyak kesulitan, karena cuaca waktu itu sangat panas. Sungguhpun begitu semangat juang kaum Mukminin tidak luntur sedikit pun. Ada tiga orang sahabat yang bersedia mengeluarkan biaya untuk keperluan itu. Abu Bakar menginfakkan 40.000 dirham, Umar menyedekahkan seperdua dari nilai kekayaannya, dan Utsman pun begitu.
Namun uang sebesar itu baru bisa menutup sepertiga ongkos perang atau baru bisa membiayai pasukan sejumlah 10.000 orang. Padahal Rasulullah berhasil menghimpun 30.000 orang tentara yang terdiri atas 20.000 infanteri dan 10.000 orang tentara berkuda (kavaleri). Ini merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah peperangan bangsa-bangsa Arab, sampai dewasa ini.
Nabi dan pasukannya segera mencapai Desa Tabuk. Tetapi setelah bersiaga selama lebih kurang 20 hari, ternyata pasukan Romawi dan sekutu-sekutunya tidak juga kunjung datang, sehingga Nabi pulang ke Madinah. Perang Tabuk ini merupakan peperangan yang terakhir selama hidup Nabi.

8.          Haji Wada’ dan Meninggalnya Rasulullah SAW

Pada tahun 10 H, nabi Muhammad SAW melaksanakan haji yang terakhir yautu haji wada’. Sekitar 100 ribu jamaah yang turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Pada saat wukuf di arafah Nabi SAW menyampaikan khutbahnya dihadapan umatnya yaitu yang berisi pelarangan melaksanakan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, melarang mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar, melarang makan makanan yang riba dan menganiaya, hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, dan umatnya supaya berpegang teguh dengan Al Qur’an dan sunah Nabi SAW.
Dalam surat Al Maidah ayat 3 telah diungkapkan bahwa:
Artinya: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al Maidah (5) : 3).
Ayat ini menjelaskan bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah sempurna. Nabi Muhammad SAW dakwah selama 23 tahun. Pada suatu hari beliau merasa kurang enak badan, badan beliau semakin tambah melemah, beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam shalat. Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun.


 























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimplan

Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Kehidupan Rasulullah SA Pada tahun ke-7 Kenabian (616 M) kaum kafir Quroisy sepakat melakukan embargo terhadap Nabi dan keluarganya dari Bani Hasyim. Mereka membuat piagam khusus yang digantung di Ka’bah, piagam itu berisikan antara lain melarang siapapun mengadakan hubungan dengan Nabi dan keluarganya dalam bentuk apapun. Piagam tersebut habis masa berlakunya jika Bani hasyim dengan sukarela menyerahkan Nabi untuk dibunuh. Maka akibat dari embargo ini berbagai penderitaan dirasakan oleh Nabi dan keluarganya, namun tidak setitikpun hati Bani Hasyim mau menyerahkan Nabi SAW kepada kafir Quroisy. Dan untuk menyambung hidup mereka hanya makan daun yang terdapat di sekitar Syi’ib Abu Tholib tempat mereka diboikot. Pemboikotan ini terjadi selama 3 tahun.
Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Yastrib (Madinah) perjuangan Rasulullah SAW semakin membara dengan banyaknya peperangan diantaranya perang badar, perang uhud, perang khandak, perang tabuk dll. Namun akhirnya islam mendapatkan kemenangan dengan adanya Fathu makkah atau penaklukan Kota Makkah.
Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun.

B. SARAN
Jadikanlah makalah (Sejarah Kehidupan Rasulullah) ini sebagai bahan pelajaran bagi kita, bahwa apapun yang terjadi kita tidak boleh putus asa dan menyerah, tapi kita harus tetap berusaha untuk menghadapinya. Percayalah Allah pasti akan membantu hamba-Nya selama berada di jalan yang Allah Ridhai.

Share this article :
+
Previous
Next Post »

Related Post

0 Komentar untuk "Makalah Tentang Nabi Muhammad SAW"