TUGAS KELOMPOK
SEJARAH PERJALAN NABI MUHAMMAD SAW
Disusun Oleh:
Nama :
kelas:
SEKOLAH MENENGA ATAS NEGERI
2013
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Sejarah Perjalanan Nabi Muhammad SAW
Adapun makalah Sejarah Perjalanan Nabi Muhammad SAW ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu,
kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan
semoga dari makalah tentang Sejarah
Perjalanan Nabi Muhammad SAW ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
Pringsewu 20 November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………….......................……............ ii
DAFTAR ISI …………………………………………………....................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................1
C.
Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kehidupan
Nabi Muhammad SAW Sebelum Menjadi Nabi Dan Rasul..........................................................................................................................2
B. Kehidupan
NabiMuhammad SAW Pada Masa Kenabian........................................3
C. Kehidupan Nabi
Muhammad Setelah Hijrah Ke Yastrib..........................................9
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................................16.
3.2
Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad saw. merupakan suri
tauladan atau uswah hasanah bagi umat islam. Sebagai umat islam kita ditungtut
untuk mengetahui sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. membawa umat manusia
dari zaman jahiliah ke zaman kepintaran, dari zaman kegelapan ke zaman terang
benderang, dan dari biadab menjadi beradab.
Perjuangan Nabi Muhammad itu tidak
berjalan dengan mulus tapi banyak rintangan dan tantangan yang terus
menghampiri, contohnya hinaan, cemoohan, makian, dan siksaan dari orang-orang
kafir yang tidak menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. walaupun
demikian Nabi Muhammad saw. tetap tegar dan tidak menyerah sekalipun
tantanganya itu sangat berat untuk dihadapi. Jadi, Nabi Muhammad saw. rela
mengorbankan harta, jiwa, dan raganya
dalam menegakan ajaran islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kehidupan Nabi Muhammad
saw. sebelum hijrah?
2.
Bagaimana kehidupan Nabi Muhammad
saw. setelah hijrah?
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan
sebagai berikut :
1.
Supaya kita tahu sejarah perjuangan
Nabi Muhammad saw. dalam menegakan ajaran islam
2.
Supaya sejarah perjuangan Nabi
Muhammad saw itu dijadikan ibroh atau pelajaran oleh kita
3.
Memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sejarah Kebudayaaan Islam (SKI)
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW. SEBELUM MENJADI NABI DAN
RASUL
1.
Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad
SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah
yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak
menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin
terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat
Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke
Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles.
Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar
dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat
Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta
Abdul Muthalib.
Dengan tak disangka
Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang
pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia
mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya
Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi
tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan
Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil
dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing
pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini
diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan
bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi
yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan
Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam
kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April
571 M.
2.
Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan
pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu
dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara
segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah
Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah
menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah
Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad
memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat
berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah
menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah
selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan
menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah
dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke
tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa
pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya.
Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib
dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan
akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas
ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu
Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu.
Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2
bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang
bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh
menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu
Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira.
Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15
th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais
Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah
buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi
Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang
dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang
dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta
keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara
dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah
tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah
dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan
disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas
kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu itu
40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th.
Dalam perkawinannya Nabi
dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum
dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak
perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.
B. KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW PADA MASA
KENABIAN
1.
Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Pada usia 35 th lima
tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar
hingga meluap ke baitul Haram yang dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa
itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi
arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah
sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang
meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai 5 hari tanpa
ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah
menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah
orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini.
Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah
Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy
berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah meminta sehelai selendang
dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu
mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar
Aswad dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada
berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW
mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang
unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut,
akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya,
paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan
Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin,
menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad
SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan
pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan
memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul.
Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat
jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di
gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi sambil berkata “Bacalah”.
Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca” Lantas Malaikat memegangi dan merangkul
Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah”. Jawab
Nabi”Aku tidak bisa membaca”. Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya lagi
sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya. Lalu Nabi
bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)
Rasulullah mengulang
bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan menemui Khadijah
(isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi
menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya.
Khadijah menemui Waraqah
bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi
“Maha suci, Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya,
agar dia berteguh hati.
2.
Tahun ke 1-4
Kenabian
Perintah berdakwah. Nabi Muhammad
SAW kembali bertahanuts di gua dengan penuh kecemasan. Datanglah malaikat
Jibril AS namun Nabi SAW menggigil ketakutan dan pulang ke rumahnya serta minta
diselimuti oleh isterinya. Dalam keadaan seperti itu Jibril AS mendatanginya
untuk menyampaikan wahyu yang kedua berupa perintah awal untuk berdakwah (QS.
Al-Muddattsir : 1-7).
Dakwah secara diam-diam. Karena
perintah berdakwah sudah turun kepadanya, dan hal ini sangat berdampak besar,
maka Rosul SAW memulai dakwahnya kepada keluarga dan kerabatnya secara
diam-diam. Dengan demikian Islampun mulai tersiar di kalangan keluarga Rosul
SAW seperti:
1. Khodijah
(dari kaum wanita).
2. Abu Bakar
(dari kaum pria dewasa).
3. Ali bin Abi
Tholib (dari kalangan anak-anak).
4. Zaid bin
Haritsah dan
5. Ummu Aiman
(dari kalangan budak).
Kemudian merekapun secara diam-diam
mulai menyeru kerabat mereka untuk beriman kepada Allah SWT, sehingga dalam
waktu singkat yang beriman kepada Allah SWT mencapai 39 orang. Dan kemudian
mereka disebut as-Sabiquunal aw-Waluun (orang-orang yang pertama kali masuk
Islam).
Dakwah secara terang-terangan dan
rintangan dari kaum Quroisy selama 3 tahun Rosul SAW melaksanakan Dakwatul
Afrod (menyeru perorangan), maka turunlah perintah untuk berdakwah secara
terang-terangan (QS. Al-Hijr : 94). Ketika Rosul SAW memulai dakwah secara
terang-terangan dengan mengumpulkan kaumnya di bukit Shofa. Timbullah kebencian
dan permusuhan dari para tokoh Quroisy seperti : Abu Lahab (paman Nabi SAW)
menghasut kaum laki-laki, dan Ummu Jamiel (isterinya Abu Lahab) menghasut kaum
wanita, dan Abu Jahal menghasut kaum pemuda. Berbagai macam cara mereka
menghalangi dakwah Nabi. Sehingga turunlah wahyu Allah SWT yang mengutuk Abu
Lahab dan isterinya Ummu Jamiel (QS. Al-Lahab : 1-5).
Perbuatan-perbuatan jahat kaum
Quroisy terhadap Nabi SAW :
1. Menyebarkan
fitnah untuk menjelek-jelekkan dan memojokkan Nabi Muhammad SAW.
2. Membuat
hasutan-hasutan agar orang-orang menjauhi Nabi Muhammad SAW.
3. Mendatangi
dan mengancam Abu Tholib paman Nabi SAW.
Walaupun demikian Nabi Muhammd SAW.
tidak pernah menyerah untuk mengajak manusia pada jalan yang benar.
3.
Tahun ke 5-9
Kenabian
Hijrah ke Habsyah yang pertama.
Karena merasa sayang dan kasihan kepada para pengikutnya yang selalu disiksa,
maka Rosul SAW memberi izin para sahabatnya untuk berhijrah ke Habsyah, (Ethiopia)
yang mayoritas penduduknya beragama Nasroni. Hijrah ini diikuti oleh 10 orang
laki-laki dan 5 orang wanita, di antaranya ialah Utsman bin Affan dan isterinya
Ruqoyyah. Mereka berangkat diam-diam karena takut dihalangi oleh kafir Quroisy.
Setelah 3 bulan di Habsyah, mereka kembali ke Makkah membawa kesan yang sangat
baik.
Ditolaknya negosiasi pertama dan
kedua. Bermacam cara menghentikan dakwah Nabi SAW tidak berhasil, kaum kafir
Quroisy mengutus Uqbah bin Walid untuk bernegosiasi kepada Rosul dengan memberi
tawaran yang menggiurkan, namun ditolak oleh Rosul SAW. Mendengar usaha
negosiasi pertama ditolak maka dilakukanlah negosiasi kedua dengan tawaran agar
Muslimin beribadah secara bergiliran. Hari ini menyembah berhala dan besoknya
menyembah Allah. Maka dengan tegas Nabi SAW kembali menolak tawaran kafir
Quroisy itu dengan membaca surat Al-Kaafiruun : 1-6. Karena negosiasi kedua
juga ditolak, mereka semakin gencar melakukan gangguan fisik kepada Rosul SAW.
Dua pemuka Quroisy masuk Islam pada
tahun ke-5 Kenabian, mereka adalah Umar bin Khottob yang terkenal keras, tegas
dan jujur, dan Hamzah bin Abdul Mutholib paman Nabi SAW dari ayah. Maka semakin
gigihlah dakwah umat Islam dan mulai berani melawan jika dihina berlebihan oleh
orang-orang kafir Quroisy.
Hijrah ke Habsyah yang kedua. Nabi
SAW mendengar berita tentang rencana embargo oleh kafir Quroisy terhadap umat
Islam, beliau memerintahkan para sahabat untuk hijrah ke Habsyah yang kedua.
Maka berangkatlah 73 orang laki-laki dan 11 orang wanita yang dipimpin oleh
Ja’far bin Abi Tholib. Namun perjalan mereka diketahui oleh kafir Quroisy dan
segera mengutus dua pemuda ahli diplomasi yaitu ‘Amr bin Ash dan Amarah bin
Walid untuk menemui raja Habsyah Najasyi dengan membawa hadiah dan meminta agar
mengembalikan orang-orang Islam itu ke Makkah. Tapi Najasyi tidak mau
menyerahkan begitu saja, bahkan memanggil Ja’far untuk menjelaskan kebenaran
Islam. Kemudian Ja’far menjawab dengan jelas dan tegas sehingga membuat Najasyi
terkesan terhadap Islam, maka ia mengizinkan Ja’far dan rombongannya tinggal di
Habsyah. Najasyipun langsung memerintahkan pulang kedua delegasi Quroisy
tersebut dan membawa pulang kembali hadiah-hadiah yang mereka bawa untuk
Najasyi. Maka Nabi SAW yang sedang dalam pemboikotan, mendapat wahyu tentang
kebaikan raja Habsyah terhadap umat Islam (QS. Al-Maidah : 82).
Pada tahun ke-7 Kenabian (616 M)
kaum kafir Quroisy sepakat melakukan embargo terhadap Nabi dan keluarganya dari
Bani Hasyim. Mereka membuat piagam khusus yang digantung di Ka’bah, piagam itu
berisikan antara lain melarang siapapun mengadakan hubungan dengan Nabi dan
keluarganya dalam bentuk apapun. Piagam tersebut habis masa berlakunya jika
Bani hasyim dengan sukarela menyerahkan Nabi untuk dibunuh. Maka akibat dari
embargo ini berbagai penderitaan dirasakan oleh Nabi dan keluarganya, namun
tidak setitikpun hati Bani Hasyim mau menyerahkan Nabi SAW kepada kafir
Quroisy. Dan untuk menyambung hidup mereka hanya makan daun yang terdapat di
sekitar Syi’ib Abu Tholib tempat mereka diboikot. Pemboikotan ini terjadi
selama 3 tahun.
4.
Tahun ke
10-13 Kenabian
a.
Habisnya
Masa Embargo
Nabi SAW mengetahui bahwa piagam
yang digantung di Ka’bah telah dimakan rayap, hal ini sebagai suatu tanda bahwa
embargo akan berakhir. Setelah dilihat ternyata piagam itu benar-benar dimakan
rayap dan langsung dirobek oleh pemuka Quroisy tersebut. Maka habislah masa
embargo, Nabi SAW dan seluruh keluarga besarnya bebas dengan penuh rasa syukur.
Tahun Kesedihan. Setelah Nabi SAW
keluar dari embargo, terjadilah musibah yang menyedihkan hati belau, yaitu
meninggalnya isteri beliau Siti Khodijah dan beberapa bulan kemudian disusul
pamannya Abu Tholib juga meninggal. Beliau menamakan tahun ini tahun kesedihan
(‘Aamul Huzni).
Nabi Muhammad SAW menikah dengan
seorang janda Saudah binti Zam’ah. Dan beberapa bulan kemudian beliau menikah
lagi dengan Aisyah binti Abu Bakar yang masih berumur 9 tahun. Namun pernikahan
ini hanya bersifat memperkuat kekeluargaan, karena Nabi SAW baru menggaulinya
ketika Aisyah berusia 15 tahun (setelah hijrah ke Madinah).
b. Hijrah ke
Thoif
Kaum kafir Quroisy semakin gencar
meneror Rosulullah SAW, karena mereka tahu Khodijah dan Abu Tholib yang selama
ini membantu dakwah Rosul telah tiada. Maka Rosul SAW mengajak zaid bin
Haritsah hijrah ke Thoif dan berdakwah di sana yang dihuni oleh Bani Tsaqif.
Namun di Thoif Rosul SAW mendapat perlakuan lebih kejam dibandingkan kekejaman
di kota Makkah. Beliau dilempari dengan batu sampai tubuhnya penuh dengan luka
dan darah. Nabi berdo’a kepada Allah SWT dengan penuh rasa bersalah karena
tidak berhasil berdakwah di negri Thoif, dalam do’anya tidak satu katapun yang
menyalahi atau mengutuk perlakuan penduduk Thoif terhadap dirinya, beliau hanya
memohon ampunan dan petunjuk kepada Allah SWT. Maka Rosul SAW kembali ke kota
Makkah, dan di pertengahan jalan malaikat penjaga gunung minta izin kepada
Rosul SAW untuk menjatuhkan dua bukit di sekitar Thoif ke tengah-tengah
penduduk yang ingkar itu. Tapi Rosul SAW menjawab : “Jangan, aku berharap anak
cucu dari mereka nanti kaum penyembah Allah.” Lalu Nabi berdo’a “Ya ALLAH
berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak tahu”.
c.
Isro’ dan
Mi’roj
Pada malam tanggal 27 Rojab, Nabi
Muhammad SAW (berusia 52 tahun) diperintah oleh Allah SWT melaksanakan Isro’
(perjalanan dari Masjidil Haram – Makkah ke Masjidil Aqsho – Palestina) dan
Mi’roj (perjalanan naik ke Sidrotul Muntaha). Perjalanan ini hanya berlangsung
selama 3 jam saja, dilakukan dalam keadaan sadar dengan ruh dan jasad. Nabi
Muhammad SAW berhadapan langsung dengan Allah SWT pencipta alam semesta dan
yang menciptakan dirinya. Beliau mendapat perintah sholat 5 waktu untuk dirinya
dan kaum Muslimin.
d. Bai’at
Aqobah
Kabilah dari Yastrib/Madinah yang
sebelumnya memang sering mendengar tanda-tanda kedatangan Rosul terakhir dari
para pendeta Yahudi, sehingga agama Islam diterima dengan baik di sana. Mereka
terdiri dari suku : Bani Qoinuqo, Bani Nadlier dan Bani Quroidzoh. Setelah
menyatakan diri masuk Islam mereka kembali ke Yastrib dan menyebarkan ajaran
Islam di sana, sehingga kemuliaan Nabi Muhammad SAW dan agama Islam terkenal di
sana.
Setelah banyak kabilah Arab dari
Yastrib yang menyatakan masuk Islam sehingga banyak penduduk Yastrib yang telah
mengenal agama Islam. Maka pada musim haji tahun berikutnya datang 12 orang
laki-laki dari Yastrib berkumpul menemui Nabi SAW di Aqobah, mereka berkumpul
untuk masuk Islam dan dibai’at langsung oleh Nabi SAW.
Isi Bai’atul (perjanjian) Aqobah yaitu
:
1. Hendaklah
kamu menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan suatu apapun.
2. Janganlah
kamu mencuri.
3. Janganlah
kamu berzinah.
4. Janganlah
kamu membunuh anak-anak.
5. Janganlah
kamu berdusta dan berbuat kedustaan.
6. Janganlah
kamu menolah perkara yang baik.
7. Hendaklah
kamu mengikuti perintah Allah, baik di waktu susah atau senang.
8. Hendaklah
kamu mengikuti perintah Allah, baik dalam keadaan terpaksa atau tidak.
9. Jangan kamu
merebut suatu perkara dari yang ahlinya.
10. Hendaklah
kamu mengatakan kebenaran di mana saja kamu berada.
11. Janganlah
kamu takut atau cemas dalam mengerjakan agama Allah terhadap orang yang
mencela. Ketika mereka akan kembali ke Yastrib, Nabi SAW mengutus Mush’ab bin
Umair pergi bersama mereka untuk mengajar tentang ajaran Islam kepada penduduk
Yastrib.
Bai’at Aqobah Kedua : 73 orang
laki-laki dan 2 orang wanita dari Yastrib bersama Mush’ab bin Umair yang telah
bertugas selama setahun di sana datang ke Makkah menemui Nabi Muhammad SAW di
Aqobah untuk melakukan bai’at. Bai’atul Aqobah ini dilakukan seperti bai’at
pada tahun sebelumnya, dan paman Nabi SAW ‘Abbas bin ‘Abdul Mutholib juga
mengikuti bai’at ini.
C. KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH HIJRAH KE YASTRIB
1.
Hijrahnya
Nabi Muhammad SAW. dan Pengikutnya
Karena semakin banyak penduduk
Yastrib/Madinah yang menyatakan diri masuk Islam, maka kaum Muslim bersepaat
untuk hijrah ke Yastrib. Kedatangan para sahabat Nabi yang berhijrah ke Yastrib
disambut baik di sana, maka kaum kafir Quroisy berpendapat “Bahwa ancaman dari
Islam semakin besar”. Maka disusunlah rencana membunuh Nabi. Tapi Allah Yang
Maha Pengasih segera memerintahkan beliau Hijrah ke Yastrib. Namun para pemuda
Quroisy dari berbagai kepala suku telah mengepung rumah Nabi SAW. Maka ketika
akan berangkat hijrah, beliau membaca surat Yasiin ayat 9. Dan dengan
pertolongan Allah SWT para pemuda Quroisy yang akan membunuh Nabi itu tertidur
dan tidak mengetahui Nabi telah keluar dari rumahnya. Beliau berangkat bersama sahabatnya
Abu Bakar As-Shiddiq kemudian bersembunyi di gua Tsur. Setelah sadar kaum
Quroisy itu langsung memasuki rumah Rosul, tapi mereka hanya mendapati Ali bin
Abi Tholib yang masih remaja tidur di tempat tidur Rosul SAW. Dilakukanlah
pencarian ke setiap sudut kota dan akhirnya sampai ke gua Tsur. Sehingga Abu
Bakar merasa cemas dan takut, maka Nabi SAW menghiburnya : “Janganlah takut,
Allah Bersama kita”. Berkat pertolangan Allah yang menciptakan sarang laba-laba
dan burung merpati dengan telurnya di pintu gua, sehingga kaum Quroisy mengira
“Tidak mungkin orang masuk ke gua tanpa merusak sarang laba-laba dan merpati
itu”. Maka selamatlah Rosul SAW dan Abu Bakar RA dari kejaran orang- orang
kafir Quroisy tersebut.
Mendirikan Masjid QubaPada hari Senin 12 Robi’ul Awal (24
September 622 M) Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Siddiq RA sampai di Quba 10 KM
selatan Yastrib (pada saat inilah dihitung awal tahun Hijriyah oleh Kholifah
‘Umar bin Khotob). Selama 4 hari Nabi berdiam di sana dan mendirikan Masjid
Quba, di dalam Al-Qur’an disebut dengan “Masjid yang didirikan atas dasar
taqwa”. Di tengah perjalanan Nabi SAW bertemu dengan para sahabat yang lebih
dulu berangkat, dan kemudian Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya
mendirikan Sholat Jum’at yang pertama kali yaitu tanggal 16 Robi’ul Awal tahun
1 Hijriah.
2.
Perang Badar
Terjadinya Perang Badar dipicu
oleh rasa iri orang-orang kafir Quraisy terhadap keberhasilan Nabi
Muhammad saw, menguasai dan mempersatukan masyarakat Madinah. Peperangan ini
terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke -2 H atau 8 Januari 623 M disalah satu sumber
mata air yaitu Badar.
Dalam Perang Badar kaum muslimin
hanya berjumlah 313 orang yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw,
sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 1.000 orang yang dipimpin oleh
Abu Sufyan. Sebelum perang dimulai , terjadi perang tanding antara kedua
belah pihak. Pihak umat Islam diwakili Ubaidah bin Harits,Hamzah bin Abdul
Muttalib dan Ali bin Abi Thalib. Pasukan Quraisy diwakili Syaibah
bin Rabi'ah dan Utbah bin Rabi'ah dan Walid bin Utbah. Dalam perang
ini pasukan kaum muslimin mengalami kemenangan dengan gemilang. Abu Jahal
terbunuh dan 14 muslimin gugur sebagai syahid.
3.
Perang Uhud
Setelah mengalami kekalahan dalam
perang Badar , Abu Sufyan menyiapkan pasukan dengan persenjataan lengkap.
Bahkan mengundang pasukan Badui untuk bergabung. Terbentuklah pasukan kafir
Quraisy dengan rincian 3.000 pasukan tempur yang didalamnya terdapat
700 pasukan bertameng dan 200 pasukan berkuda. Pada tahun 3 H,
dibawah komando Abu Sufyan,pasukan itu bergerak menuju Madinah. Pada
hari Kamis 21 Maret 625 M,mereka berada dihilir Lembah Uhud.
Pasukan Islam berjumlah 1.000 orang, akan tetapi ditengah
perjalanan, 300 orang membelot dibawah pimpinan Abdullah bin Ubay bin
Salul. Kedua pasukan bertemu di Bukit Uhud ,
pada awal peperangan, tentara muslim memperoleh kemenangan . Akan tetapi ,
ketika perang hampir selesai pasukan Pemanah umat islam meninggalkan posisinya
untuk mengambil harta rampasan. Akibatnya pasukan Islam mendapat serangan dari
pasukan kafir yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dari belakang.
Akhirnya , pasukan Islam tidak mampu bertahan dan mengundurkan diri dari medan
perang. Akibat perang ini , 70 orang pasukan Islam gugur, sedangkan 23
pasukan kafir tewas. Seusai perang , Hindun istri Abu Sufyan
mengoyak-koyak isi perut Hamzah , paman Nabi Muhammad saw, yang gugur dalam
pertempuran itu. Ia melampiaskan dendam atas terbunuhnya ayahnya, Utbah bin
rabi'ah, oleh Hamzah bin Abdul Muttalib dalam perang Badar.
4.
Perang Khandak
Perang yang terjadi berikutnya
adalah Perang Khandak. Setelah mengalami kekalahan dalam perang Uhud ,
pasukan Islam sekarang lebih kuat . Pada tahun 327 M, orang-orang kafir
Quraisy, Yahudi dan Suku Badui mampu membentuk pasukan yang berkekuatan 10.000
personil. Diantaranya 600 pasukan berkuda yang dipimpin Abu
Sufyan. Untuk menghadapi musuh, Nabi Muhammad saw mengerahkan 3.000
pasukan tempur. Berdasarkan saran dari Salman Al Farisi, kaum
muslimin membuat sistim pertahanan berupa parit yang mengitari
perbatasan Kota Madinah. Penggalian dilakukan oleh pasukan Islam sendiri . Abu
Sofyan sebagai pemimpin pasukan Quraisy memutuskan mundur karena tidak
sanggup lagi menghadapi perang. Peperangan dimenangkan oleh Kaum muslimin.
Kemenangan ini membuat nama umat Islam dan Kota Madinah makin harum. Hali in
menyebabkan para pembesar negara tetangga tertarik untuk bekerja sama dengan
pemerintah Kota Madinah.
5.
Perjanjian
Hudaibiyah
Setelah 6 tahun menetap di Kota Madinah, timbul keinginan kaum Muhajirin untuk menunaikan ibadah haji sekaligus mengunjungi tanah kelahiran mereka. Nabi Muhammad saw mengunjungi Mekkah bersama para sahabat pada bulan Zulkaidah tahun ke-6 H atau 628 M untuk menunaikan ibadah haji. Para pemuka kafir quraisy berusha menghadang rombongan umat Islam ,ketika mengetahui keberangkatan tersebut.Dalam tradisi Arab, bulan Zulkaidah diharamkan untuk mengadakan peperangan,kebencian telah membuat mereka mengabaikan tradisi itu.
Ketika rombongan umat Islam sampai di sebuah tempat bernama Hudaibiyah yang berjarak sekitar 6 mil dari kota Mekkah ,mereka berhenti . Nabi Muhammad saw mengutus Usman bin Affan untuk mengabarkan kepada kaum kafir Quraisy maksud dan tujuan mereka. Kaum kafir quraisy bersikeras tidak mengizinkan rombongan umat Islam memasuki Mekkah,Perundingan sangat alot . Walaupuun demikian ,mereka berhasil membuat kesepakatan yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah . Diantaranya isinya sebagai berikut :
a.
Kedua belah
pihak mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun.
b.
Setiap orang
diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad saw atau kaum
kafir quraisy.
c.
Kaum
muslimin wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad
saw. di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya,sedangkan kaum kafir
qurasiy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
d.
Kunjungan
rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun
berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak boleh membawa
senjata.
Setelah perjanjian Hudaibiyah situasi
menjadi aman dan tidak ada peperangan. Pengikut Nabi Muhammad saw yang
semula hanya berjumlah sekitar 1.400 orang bertambah menjadi hampir 10.000
orang. Hal ini disebabkan orang-orang Qurasisy banyak bersimpati terhadap Nabi
Muhammad saw. Sebelumnya,para sahabat tidak menyetujui isi perjanjian
Hudaibiyah. Mereka menganggap perjanjian itu hanya merugikan umat Islam.
Akan tetapi , Nabi Muhammad saw, menyikapi Perjanjian Hudaibiyah secara arif.
6.
Penaklukan
Kota Makkah
Setelah kaum musyrikin Qureisy
melanggar perjanjian damai dengan Rasulullah SAW. dan setelah utusan mereka
yaitu Abu Sufyan, gagal meminta maaf dari Rasulullah SAW, dan kembali ke Makkah
dengan tangan hampa, Rasulullah SAW menyusun rencana rahasia untuk menaklukkan
kota Makkah. Akan tetapi beliau tidak menginginkan adanya pertumpahan darah
dalam hal ini. Untuk itulah beliau menyusun strategi dengan sangat rapi, dengan
memperhitungkan tujuan beliau itu. Rasulullah SAW pun memulai gerakan besarnya
itu tanggal 10 Ramadhan.
Ketika pasukan Islam sudah sampai di
pinggiran kota Makkah, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyalakan api di
atas gunung dan bukit-bukit sekitar Makkah dari arah Madinah, dengan tujuan
menciptakan rasa takut pada penduduk Makkah. Beliau juga meminta agar setiap
orang dari tentaranya membawa obor di tangan sehingga akan tampak sebuah garis
memanjang dari api. Semua itu adalah untuk menunjukkan kepada penduduk Makkah
bahwa yang datang kali ini adalah pasukan muslimin dalam jumlah yang besar.
Rasulullah SAW juga mengutus Abbas, paman beliau, untuk memberitakan kepada warga
Makkah agar menyerah terhadap pasukan muslimin dan tidak mengadakan perlawanan.
Ringkas cerita, penduduk Makkah
benar-benar merasa ketakutan melihat atau mendengar besarnya kekuatan pasukan
muslimin, sehingga tak ada lagi semangat perlawanan dari mereka. Inilah memang
yang dikehendaki oleh Rasulullah SAW, yaitu penaklukan kota Makkah tanpa
pertumpahan darah.
7.
Perang Tabuk
Perang ini terjadi pada bulan Rajab
tahun 9 Hijriah. Tabuk adalah suatu tempat yang terletak antara Hijaz dan Syam.
Peperangan ini bermula dari
keinginan kerajaan Romawi untuk menyerang negara Islam Madinah. Mereka
mengumpulkan tentaranya di Syam dan beraliansi dengan kabilah-kabilah Arab
lainnya, seperti Lakham, Juzam, Amilah, dan Ghasan.
Rasulullah mengadakan persiapan
untuk menghadapi tantangan ini. Tetapi mengalami banyak kesulitan, karena cuaca
waktu itu sangat panas. Sungguhpun begitu semangat juang kaum Mukminin tidak
luntur sedikit pun. Ada tiga orang sahabat yang bersedia mengeluarkan biaya
untuk keperluan itu. Abu Bakar menginfakkan 40.000 dirham, Umar menyedekahkan
seperdua dari nilai kekayaannya, dan Utsman pun begitu.
Namun uang sebesar itu baru bisa
menutup sepertiga ongkos perang atau baru bisa membiayai pasukan sejumlah
10.000 orang. Padahal Rasulullah berhasil menghimpun 30.000 orang tentara yang
terdiri atas 20.000 infanteri dan 10.000 orang tentara berkuda (kavaleri). Ini
merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah peperangan bangsa-bangsa Arab,
sampai dewasa ini.
Nabi dan pasukannya segera mencapai
Desa Tabuk. Tetapi setelah bersiaga selama lebih kurang 20 hari, ternyata
pasukan Romawi dan sekutu-sekutunya tidak juga kunjung datang, sehingga Nabi
pulang ke Madinah. Perang Tabuk ini merupakan peperangan yang terakhir selama
hidup Nabi.
8.
Haji Wada’ dan Meninggalnya Rasulullah SAW
Pada tahun 10 H, nabi
Muhammad SAW melaksanakan haji yang terakhir yautu haji wada’. Sekitar 100 ribu
jamaah yang turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Pada saat wukuf di
arafah Nabi SAW menyampaikan khutbahnya dihadapan umatnya yaitu yang berisi
pelarangan melaksanakan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar,
melarang mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar, melarang
makan makanan yang riba dan menganiaya, hamba sahaya harus diperlakukan dengan
baik, dan umatnya supaya berpegang teguh dengan Al Qur’an dan sunah Nabi SAW.
Dalam surat Al Maidah
ayat 3 telah diungkapkan bahwa:
Artinya: “ Pada hari ini
telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al Maidah (5) : 3).
Ayat ini menjelaskan
bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah sempurna. Nabi Muhammad SAW dakwah selama
23 tahun. Pada suatu hari beliau merasa kurang enak badan, badan beliau semakin
tambah melemah, beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam
shalat. Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia
63 tahun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimplan
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12
Rabiul Awal tahun Gajah
dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan
diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah
di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi
dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan
perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Kehidupan Rasulullah SA Pada tahun
ke-7 Kenabian (616 M) kaum kafir Quroisy sepakat melakukan embargo terhadap
Nabi dan keluarganya dari Bani Hasyim. Mereka membuat piagam khusus yang
digantung di Ka’bah, piagam itu berisikan antara lain melarang siapapun
mengadakan hubungan dengan Nabi dan keluarganya dalam bentuk apapun. Piagam
tersebut habis masa berlakunya jika Bani hasyim dengan sukarela menyerahkan
Nabi untuk dibunuh. Maka akibat dari embargo ini berbagai penderitaan dirasakan
oleh Nabi dan keluarganya, namun tidak setitikpun hati Bani Hasyim mau
menyerahkan Nabi SAW kepada kafir Quroisy. Dan untuk menyambung hidup mereka
hanya makan daun yang terdapat di sekitar Syi’ib Abu Tholib tempat mereka
diboikot. Pemboikotan ini terjadi selama 3 tahun.
Setelah Rasulullah SAW hijrah ke
Yastrib (Madinah) perjuangan Rasulullah SAW semakin membara dengan banyaknya
peperangan diantaranya perang badar, perang uhud, perang khandak, perang tabuk
dll. Namun akhirnya islam mendapatkan kemenangan dengan adanya Fathu makkah
atau penaklukan Kota Makkah.
Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63
tahun.
B. SARAN
Jadikanlah makalah (Sejarah
Kehidupan Rasulullah) ini sebagai bahan pelajaran bagi kita, bahwa apapun yang
terjadi kita tidak boleh putus asa dan menyerah, tapi kita harus tetap berusaha
untuk menghadapinya. Percayalah Allah pasti akan membantu hamba-Nya selama
berada di jalan yang Allah Ridhai.
0 Komentar untuk "Makalah Tentang Nabi Muhammad SAW"