MANAJEMEN PENGELOLAAN LAHAN PARKIR sosiologi





MANAJEMEN PENGELOLAAN LAHAN PARKIR










DISUSUN OLEH :







XII IPS 3
SMA NEGERI
2014/2015
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Permasalahan transportasi adalah permasalahan klasik yang umum dihadapi oleh setiap kota besar di Indonesia. Disebutkan sebagai permasalahan klasik dikarenakan permasalahan ini tidak akan pernah selesai tuntas dan selalu hadir membayangi perkembangan wilayah perkotaan. Dapat disadari bahwa upaya untuk mengatasi permasalahan transportasi khususnya pengadaan sarana dan prasarana sering diperhadapkan pada permasalahan keterbatasan lahan kota. Jumlah penduduk yang menempati lahan kota yang semakin tinggi seakan menjadi masalah karena akan membangkitkan pergerakan yang semakin tinggi pula. Beberapa akibat yang sering dikeluhkan adalah kemacetan lalu lintas, keterbatasan tempat parkir, lama waktu perjalanan, yang pada dasarnya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kota itu sendiri.
Pada sisi lain meningkatnya jumlah penduduk di wilayah perkotaan, meningkatnya harga lahan, akan membuat sulit mencari tempat tinggal di pusat kota bagi penduduk yang berpendapatan rendah dan menengah sehingga mereka tergeser ke kawasan pinggiran kota. Sehingga dapat diduga bahwa berkembangnya lokasi pemukiman di pinggiran kota akan meningkatkan pergerakan penduduk yang mengarah ke pusat kota sebagai tujuan kegiatan sehari-hari.
Kota Pringsewu, merupakan salah satu kota di Indonesia yang pergerakan pembangunannya dapat dikatakan sedang berkembang pesat, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kota ini dapat menarik banyak penduduk dari luar untuk masuk kedalam meskipun untuk tujuan sekedar berkunjung ataupun menetap dan tinggal. Dengan banyaknya penduduk yang masuk dari luar kota tentu pertambahan penduduk dalam kota akan bertambah serta tidak menutup kemungkinan dengan penduduk yang semakin bertambah, otomatis pertambahan alat transportasi sebagai penunjang aktivitas penduduk yang umum digunakan ini akan ikut bertambah. Kemungkinan besar dengan bertambahnya jumlah transportasi di dalam kota akan mengakibatkan padatnya pergerakan kendaraan dijalanan maupun di lahan parkir.
Keterbatasan lahan disini semakin membuat Pringsewu terasa begitu sempit dengan banyaknya transportasi yang dibawa kedalam lingkungan Pringsewu, tentu ini akan terlihat menjadi suatu hal yang sangat tidak efektif. Tidak hanya itu, dengan banyaknya jumlah kendaraan yang ada tentu sistem keamanan pos jaga parkir disini perlu ditingkatkan lagi terutama dari segi keamanan dan kenyamanannya, karena akan sangat fatal jika sistem manajemen perparkiran yang ada di Pringsewu dengan lahan yang sudah tidak memungkinkan ditambah lagi dengan keamanan yang kurang terkonsep membuat lahan parkir menjadi sangat tidak aman dan tidak nyaman untuk dijadikan sebuah lahan perparkiran bagi kendaraan. Hal seperti ini yang seharusnya perlu disikapi agar tertatanya perparkiran yang tertib, rapih, nyaman, serta keamanannya yang terjamin bagi seluruh warga Pringsewu.

1.2  Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian ini memfokuskan pada Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir di Pringsewu dengan identifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya kepedulian dari warga sekitar terhadap lahan parkir di Pringsewu.
2.      Kurangnya pengelolaan lahan parkir
3.      Kurangnya sistem keamanan lahan parkir yang belum maksimal
4.      Lahan parkir yang ada tidak sebanding dengan kapasitas kendaraan yang masuk

1.3  Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana manajemen pengelolaan lahan parkir di Pringsewu?

1.4  Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana mempunyai tujuan tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan ini. Adapun tujuan penelitian tentang Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir di Pringsewu ini, adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan lahan parkir di Pringsewu
b.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah-masalah yang terjadi di lahan parkir Pringsewu
c.       Untuk mengetahui usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masaah yang terjadi di lahan parkir

Manfaat penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai sumbangan pemikiran, dalam rangka pengembangan teori-teori yang berkaitan dengan Pengelolaan Lahan Parkir terutama dalam hal penerapannya.
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat :
a.       Untuk memenuhi syarat mata pelajaran Metode Penelitian Sosial Kualitatif pada mata pelajaran Sosiologi SMA N 2 PRINGSEWU
b.      Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam pengelolaan lahan parkir
c.       Pada pengelola lahan parkir, dapat memberikan masukan agar pengelolaannya semakin efektif dan efisien.
d.      Untuk pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar membuat penelitian secara mendalam untuk melakukan penelitian selanjutnya.




BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1  Deskripsi Teori

Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (R. Terry)

Teori manajemen – Berbagai fase dalam organisasi
a.       Perencanaan
Merupakan awal dari segalanya dimana proses ini bermula dari konsep seorang manajer yang nantinya disusun menjadi rencana kerja yang memiliki tenggang waktu tertentu.
b.      Pengorganisasian
Dalam melaksanakan rencana-rencana kerja yang ada maka seorang manajer harus dapat memaksimalkan semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasinya.Dari situlah kita lihat betapa pentingnya mengkoordinasi semua aspek dalam mencapai suatu tujuan bersama.
c.       Pengarahan
Setelah mempunyai rencana dan mengkoordinasi sumber daya yang ada, wajib bagi seorang manajer untuk mengarahkan pegawainya agar mempunyai deskripsi kerja yang jelas demi tercapainya tujuan organisasi.
d.      Pengawasan
Setelah mengarahkan pegawainya, maka tidak serta merta semuanya berjalan sesuai harapan manajer perlu mengawasi kinerja pegawainya karena orang yang akan bertanggung jawab jika organisasi tidak mencapai tujuannya adalah si manajer sendiri, mengawasi jika seorang pegawai melakukan kesalahan, memberikan koreksi, memberikan motivasi sangat penting agar semua rencana berjalan sesuai rencana.
Keempat poin disini akan selalu berulang hingga suatu saat organisasi tidak aktif lagi setelah mencapai suatu tujuan, maka dibutuhkan rencana baru yang bertujuan membuat suatu organisasi semakin berhasil dan dapat mempertahankan diri dari arus globalisasi sekali lagi semua ini Cuma teori manajemen dalam sebuah organisasi. Yang tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diimplementasikan dengan baik serta dengan teori manajemen era modern.

Teori manajemen dari sebuah fungsi manajemen
Sebelum melangkah lebih jauh ke fungsi manajemen dan teori manajemen.pada sub ini akan membahas tentang teori manajemen yang berlaku pada saat ini dan nanti.


Manajemen ilmiah
Manajemen ini bukan fungsi manajemen akan tetapi kemudian dikembangkan lebih jauh dari pasangan suami istri Frank dan Lilian Gilberth. Keluarga Gilberth berhasil menciptakan micromation yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat didentifikasikan dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan keluarga Gilberth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belasan gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilberth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilberth menganalisis cara yang lebih cepat dari unsur-unsur sikap gerakan tangan pekerja.

Klasifikasi dalam teori manajemen
Ada 6 macam teori dalam fungsi manajemen:
a.       Aliran klasik: mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut.
b.      Aliran perilaku: aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.
c.       Aliran manajemen ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
d.      Aliran analisis sistem: aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
e.       Aliran manajemen berdasarkan hasil: ini diperkenalkan pertama kali oleh Peter Procker pada awal 1950-an, aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada instansi kegiatan karyawan.
f.       Aliran manajemen mutu: memfokuskan pada pemikiran usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan/konsumen.


Pengertian parkir dijalan
On Street Parking (parkir dijalan) menurut Clarkson Grg Lesby dan Bary Hicks (1988:424) adalah ruang yang tersedia untuk memarkirkan kendaraan pada tepi jalan di kawasan pusat kota dan sepanjang jalan raya utama yang dilakukan dengan tetap ada pembatasan dan pengendalian serta pengaturan.

Parkir di badan jalan (On Street Parking)
Parkir di badan jalan ini mengambil tempat di sepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir.Jenis parkir ini baik untuk pengunjung yang ingin dekat dengan tempat tujuannya.Tetapi parkir di badan jalan ini terkadang tidak diperbolehkan pada kondisi arus lalu lintas yang padat, parkir di badan jalan atau yang menggunakan sebagian dari perkerasan jalan sangat kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengemudi atau bahkan bias gratis, tetapi mengakibatkan banyaknya masalah lalu lintas.Turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu lintas dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif dan teratur merupakan akibat dari parkir di badan jalan dan di sebagian badan jalan. Khusus parkir di badan jalan terdapat dua pilihan diantaranya yaitu, pola parkir parallel dan menyudut dengan sudut 30o, 45o, 60o, 90o.

Parkir di luar badan jalan (Off Street Parking)
Parkir diluar badan jalan dengan cara menempati peralatan parkir tertentu diluar badan jalan, baik di halaman terbuka atau di dalam bangunan khusus untuk parkir, bila ditinjau dari porsi parkirnya dapat dilakukan seperti On Street Parking hanya saja pengaturan sudut parkir banyak dipengaruhi oleh luas dan bentuk peralatan parkir, jalur sirkulasi (jalur untuk perpindahan pergerakan), jalur gang (jalur untuk memutar keluar dari parkir), dimensi ruang parkir. Off Street Parking ini mengeluarkan biaya atas tanah, kontruksi dan operasi serta perawatan fasilitas parkir. Parkir di luar badan jalan lebih aman, menyenangkan dan mudah dalam pengendalian setiap akses yang dibuat, namun jika pengaturannya tidak benar, akan menyebabkan kepadatan parkir serta kesulitan keluar masuk kendaraan. Keberadaan fasilitas parkir untuk umum, dapat berupa gedung parkir atau taman parkir yang harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penempatan lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk kendaraan, fasilitas parkir harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Pengertian parkir adalah berhentinya kendaraan untuk sementara waktu karena sementara ditinggalkan oleh pengendaranya.Parkir dianggap sebagai penyebab kemacetan. Pengendalian atau pengelolaan perparkiran diperlukan untuk:
a.       Mencegah, atau menghilangkan hambatan lalu lintas
b.      Mengurangi kecelakaan
c.       Menciptakan kondisi agar petak parkir yang digunakan secara efektif dan efisien
d.      Memelihara keindahan lingkungan
e.       Menciptakan mekanisme penggunaan jalan secara efektif dan efisien, terutama pada luas jalan tempat terjadinya kemacetan lalu lintas.
Apabila angkutan umum mampu melayani penduduk kota secara efisien dan efektif, maka penggunaan kendaraan pribadi akan berkurang, sehingga perparkiran tidak terlalu terbebani begitu pun sebaliknya.

Kebutuhan akan tempat parkir
Masalah parkir adalah masalah ruang pengadaan perparkiran akan  sedikit luas wilayah kota. Penggunaan juga belum tentu maksimum tergantung pada jam sibuk, luas yang dibutuhkan untuk peralatan parkir bergantung pada 2 hal yaitu jenis kendaraan yang diperkirakan dan sudut parkir. Pusat kegiatan kota (CBD) menarik lalu lintas, warga dari pinggiran kota berkumpul di tempat itu. Para pelaku lain mencari tempat parkir yang dekat dengan tempat tujuan agar tidak perlu jauh-jauh untuk berjalan kaki dari kendaraan.


Sistem parkir
Terdiri dari 2 jenis parkir di badan jalan (On Street Parking) dan parkir diluar badan jalan (Off Street Parking).On Street Parking membutuhkan badan jalan sebagai tempat parkirnya. Contoh adalah parkir di depan pertokoan dimana kendaraan berhenti di pinggir jalan. Sedangkan Off Street Parking tidak membutuhkan badan jalan sebagai tempat parkir melainkan disiapkan tempat parkir khusus misalnya halaman parkir kantor, parkiran mall, dan lain sebagainya.
                                                             
2.2  Asumsi Dasar

Berdasarkan teori diatas faktor yang mempengaruhi manajemen pengelolaan lahan parkir itu sendiri adalah dari sisi manajemen yang harus memiliki fungsi dan tujuan yang menentukan terhadap suatu pengelolaan itu sendiri, kebijakan tersebut merupakan visi dan misi suatu organisasi dalam pencapaian targetnya, dari manajemen yang baik akan tercipta sarana dan prasarana yang sangat mempengaruhi efektivitas manajemen.
Dalam setiap organisasi tentu masing-masing memiliki tingkat manajemen yang berada satu dengan yang lainnya, tiap-tiap organisasi memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dalam sistem pengelolaannya tergantung dengan permasalahan yang akan dihadapinya cenderung berbeda tergantung pada faktor manajemen seperti apa yang dijalankan dalam suatu organisasi tersebut. Faktor yang sangat dominan dalam mempengaruhi manajemen itu sendiri adalah faktor manajer/pimpinan, tingkah laku karyawan, tingkah laku kelompok kerja, dan faktor eksternal yang mendukung organisasi itu sendiri.





















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Desain Penelitian

Penelitian merupakan serangkaian upaya pencarian sesuatu secara sistematis. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan peneliti adalah melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui naskah wawancara, catatan, lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga dapat menjadi suatu kesimpulan atau tujuan dari peneliti kualitatif yaitu dapat menggambarkan realita empiric dibalik fenomena secara lebih mendalam, rinci, dan akurat.

3.2  Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data dan membuat kesimpulan atas temuannya. (Sugiono, 2009:306)

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonfirmasikan makna dalam suatu topic tertentu. (Sugiono, 2009:317)
Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan setaiap dari fenomena yang terjadi yang tidak mungkin di temukan melalui observasi. (Sugiono, 2009:318)

Peneliti kualitatif sering menggabungkan teknik observasi persiapan dengan wawancara mendalam (sugiono, 2009:319)
a.       Wawancara terstruktur: pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan teknik yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
b.      Wawancara semi struktur: wawancara menggunakan model lebih bebas dari pada wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-idenya karena tujuan wawancara ini untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka.
c.       Wawancara tidak terstruktur: wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman lengkap untuk pengumpulan datanya.
Studi Dokumentasi, dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif, dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau lebih orang lain tentang subjek.



3.3  Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik penngumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta dan wawancara mendalam. (Sugiono, 2008:319)
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Observasi, menurut Nawawi & Martini, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala, Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiono (2008:310) mengklarifikasikan antara lain:
a.       Observasi partisipasi: dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
b.      Observasi terang-terangan: pada saat melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.
c.       Observasi tak terstruktur: observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi.

3.4  Pedoman Wawancara

Berdasarkan pada teori yang digunakan dalam wawancara pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tak terstruktur yang disebut juga wawancara terbuka, digunakan dalam penulisan pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang diteliti.
Pedoman wawancara yang peneliti buat disini menggunakan teori manajemen R.Terry
No.
Uraian
Informasi
1
Bagaimana Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir di Pringsewu. Penanganan dan upaya apa saja yang sudah dilakukan disegi pengelolaan dan keamanannya, serta bagaimana kelangsungan pengelolaannya yang dilibatkan terhadap Satuan Pengamanan dengan setiap pembawa kendaraan.
a.       Penjaga Parkir dilingkungan Pringsewu







3.5  Informan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan narasumber untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan purposive (sudah ditentukan informan untuk menghasilkan informasi). Untuk melakukan penelitian diperlukan adanya informan dan key informan untuk mendapatkan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat.
Kode
Informan
keterangan
1.1 a
Para pedagang Kaki Lima
Key Informan
1.2 a
Satuan Pengamanan Parkir
Key Informan
1.3 a
Masyarakat
Secondary Informan


3.6  Teknik Analisis Data

a. Aktivtas dalam analisis data yaitu:
1.      Data reduction: data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu di catat secara teliti dan rinci
2.      Mereduksi data: merangkum, memilih hal-hal yang perlu, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari dari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu
b.      Data display (penyajian data): setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Data display data dalam penelitian kualitatif bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, keduanya antar kategori flow chat
c.       Verification: langkah ketiga adalah kegiatan penarikan kesimpulan dan klarifikasi, kesimpulan awal yang dilakukan masih bersifat sementara dan akan berupa bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung, pada pengumpulan tahap berikutnya namun kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti melakukan penelitian ke lapangan mengumpulkan data. Maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat dipercaya.

3.7  Uji Keabsahan Data

Mungkin dalam penelitian ini uji keabsahan data menggunakan teknik member checking
a.       Kredibilitas, apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.
b.      Transferabilitas, yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
c.       Dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada tingkat konstitusi peneliti dalam pengumpulan data, membentuk dan menggunakan konsep ketika membuat interpretasi.
d.      Konfirmabilitas, yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian tepat sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan kedalam laporan lapangan.


3.8  Jadwal Penelitian

Pedoman wawancara yang dilakukan peneliti dalam mencari sumber data disini menggunakan Teori Manajemen (R.Terry).adapun jadwal penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti dalam menyusun penelitian kualitatif tentang “Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang” sebagai berikut:

No
Uraian
Maret
1
Pembuatan Bab I




2
Pembuatan Bab II




3
Pembuatan Bab III




4
Wawancara Informan




5
Pembuatan Bab IV




6
Pembuatan Bab V












                                                         












BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1  Deskripsi Data

Manajemen Parkir menawarkan ruang diskusi yang luas dan sangat terbuka. Tidak mungkin meniru langkah-langkah yang terbukti sukses pada kondisi yang spesifik untuk menyelesaikan masalah pada kondisi yang lain. Manajemen Parkir seringkali perlu diadaptasi untuk kondisi yang spesifik dan solusi-solusi yang diusulkan harus sesuai dengan kondisi yang ada. Seringkali pemangku kepentingan yang terkena dampak yang berbeda dari manajemen perparkiran menggunakan argument yang sama untuk menolak usulan manajemen perparkiran yang ternyata hanya mitos belaka yang tidak lolos verifikasi setelah diteliti lebih mendalam.
Kebutuhan kendaraan untuk diparkir disebut dengan kebutuhan parkir.Apabila jumlah kendaraan dalam suatu lingkungan bertambah, begitu pula dengan kebutuhan ruang parkir. Kebutuhan akan parkir akan semakin bertambah apabila sebagian besar dari kendaraan tersebut digunakan untuk berpergian sehingga dibutuhkan lebih dari satu unit ruang parkir.
Untuk jenis-jenis parkir sendiri disini aka nada empat penjelasan jenis parkir, yaitu :
a.       Parkir di ruang milik jalan (on street)
Sesuai namanya, adalah ruang parkir pada jalan umum, meskipun hal ini menjadi kabur apabila jalan, atau milik jalan seringkali mengambil ruang, baik secara legal maupun tidak, yang sebelumnya disediakan untuk pejalan kaki.
b.      Parkir umum di luar ruang milik jalan (public off street)
Parkir kendaraan tidak dijalan umum, dimana semua anggota masyarakat dapat menggunakan sesuai ketentuan berlaku (misal: waktu parkir maksimum dalam satuan jam atau pengenaan biaya parkir). Parkir jenis ini dapat dimiliki/ dioperasikan oleh pemerintah ata swasta.
c.       Parkir swasta non residensial di luar ruang parkir milik jaln (private non residensial (PNR) off street)
Parkir jenis ini adalah yang umum dijumpai di dalam suatu bangunan gedung atau tata guna lahan.Secara teoritis, hanya mereka yang terkait dengan gedung tersebut yang dapat menggunakan ruang parkir.
d.      Parkir pribadi dalam permukiman
Jenis ini biasa ditemui dalam gedung yang terkait dengan perumahan atau rumah susun.Secara teoritis, hanya penghuni yang dapat menggunakan parkir disini.
Dalam penelitian ini, data didapatkan dengan cara peneiti terjun langsung ke lapangan yaitu Lingkungan Pringsewu, meneliti lahan parkir serta perencanaan pengelolaannya dengan melakukan wawancara terhadap bagian pedagang kaki lima, satuan pengamanan Parkir, serta masyarakat sendiri sebagai kebanyakan pengguna dari lahan parkir.
Adapun kesimpulan yang dapat peneliti paparkan berdasarkan data dan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas yang sekiranya paham dengan pengelolaan lahan parkir yang ada di Pringsewu.
“ Kebenarannya, lahan parkir yang tersedia di Pringsewu memanglah sebuah lahan yang sangat sempit untuk sebuah Kota dengan kendaraan yang jumlahnya sendiri melebihi kapasitas lahan parkir, hal ini menjadi skala perbandingan yang sangat menjadi masalah dalam pengelolaan lahan parkir disini.
Dalam mengatasi hal ini tentu diperlukannya mencari solusi yang matang, dalam suatu pengelolaan lahan parkir tentu solusinya adalah manajemen parkir, namun Pringsewu sendiri masih belum memiliki/menerapkan hal tersebut yang berkaitan dengan mengelola, mengatur segala bentuk aktivitas di lahan parkir. Hal ini tentu menjadi PR yang berat bagi seluruh warga Pringsewu.
Upaya pengelolaan yang sudah dilakukan oleh pemerintah sejauh ini belum memberikan hasil yang maksimal, masih seringkali mengalami macet dikarenakan terlalu banyaknya muatan kendaraan serta lahan yang minim menjadi suatu masalah sehingga parkiran tidak tertata dikarenakan pemilik kendaran mencari spot-spot lain yang tidak seharusnya dijadikan sebagai lahan parkir namun mereka alih fungsikan sebagai lahan parkir karena sudah tidak tersedianya lagi lahan untuk kendaraan parkir.”
     Dari masalah disini seharusnya pihak Pemerintah lebih bisa melirik keadaan ini dengan mencari jalan keluar dari permasalahan yang sudah menjadi tabiat dikampus ini, salah satu solusinya jika menerapkan dari teori manajemen itu sendiri adalah dengan membuat manajemen parkir dimana dalam pengelolaan lahan parkir disini di tata sesuai fungsi dari manajemen itu sendiri, dalam konsep teori manajemen di gambarkan menjadi empat klarifikasi, yaitu :
a.       Perencanaan (planning)
Sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk tujuan tersebut tentu harus merencanakannya terlebih dahulu. Merencanakan artinya mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi biang kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
b.      Pengorganisasian
Sebagai cara untuk menempatkan orang-orang dan menempatkan mereka sesuai dengan kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
c.       Pengarahan
Untuk menggerakan suatu organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakkan seluruh sumber daya yang ada agar pekerjaan yang dilakukan bias berjalan sesuai dengan yang diarahkan agar dapat mencapai tujuan.
d.      Pengawasan
Pimpinan seharusnya dapat mengawasi apakah pekerjaan dari suatu organisasi telah sesuai dengan rencana, serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar sumber daya tersebut dapat terarah sesuai kebutuhannya secara efektif dan efisien tanpa keluar jalur dari manajemen itu sendiri.
Mengambi kesimpulan dari beberapa informan yang telah ditunjuk dan diwawancarai oleh peneliti, sebenarnya yang menjadi masalah dalam pengelolaan lahan parkir di Pringsewu adalah :
a.       Kurangnya perhatian dari pihak pengelola kampus terhadap pengelolaan lahan parker yang masih dianggap buruk.
b.      Lahan parkir yang sempit sehingga tidak sebanding dengan kapasitas kendaraan yang masuk ke dalam lingkungan.
c.       Kurangnya sistem keamanan yang ada dilihat dari kasus pemilik kendaraan yang masih sering terjadi kehilangan, sehingga perlu ditingkatkan lagi sistem keamanan yang ada juga mempertegas mental satuan pengamanan dalam berjaga dan bertugas.
d.      Kurangnya kesadaran masyarakat atau pihak lain dalam menempatkan kendaraan kedalam spot yang tidak semestinya ditempatkan sebagai lahan parkir. Serta kesadaran bagi setiap pembawa kendaraan untuk mengambil kartu parkir setiap akan kedalam dan keluar lingkungan Pringsewu.

4.3  Pembahasan

Dilihat dari berbagai aspek masalah dan nformasi – informasi yang telah didapatkan oleh peneliti disini dapat dibahas bahwa Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir di Pringsewu ini masih sangat jauh dari perencanaan manajemen parkir yang baik. Dilihat dari teorinya R. Terry telah dijelaskan bahwa :
“ Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.”
Dari teori yang telah dipaparkan barusan dapat diketahui bahwa Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir Pringsewu sangat berhubungan dengan empat klasifikasi dari teori manajemen yaitu tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Adapun program perencanaan yang telah dijalankan adalah :
a.       Penggunaan kartu parkir terhadap setiap kendaraan yang masuk ataupun keluar dari lingungan kampus. Sanksi yang diberikan apabila kartu parkir hilang dikenakan denda dan memperlihatkan STNK kendaraan. Namun, program ini tidak begitu efektif terlihat dari banyaknya pembawa kendaraan yang tidak mengambil karcis saat masuk kedalam maupun keluar lingkungan kampus dikarenakan status sosial mereka didalam kampus ataupun kedekatan sosial terhadap satuan pengamanan kampus.
b.      Satuan pengamanan bertugas keliling dalam waktu tertentu untuk memantau keadaan di setiap lahan parkir untuk tujuan keamanan yang diberikan kepada pemilik kendaraan agar tidak terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan. Bisanya jika satuan pengamanan menemukan kunci kendaraan yang tergantung langsung diamankan ke pos satpam untuk diamankan dan dikembalikan kepada pemilik kendaraan. Namun hal ini pun masih kurang efektif dilihat dari banyaknya kapasitas kendaraan yang ada dengan jumlah satuan pengamanan yang terbatas saat berjaga di lapangan, sehingga masih sering terjadi kasus kehilangan.
c.       Penataan penempatan kendaraan antara mobil dan motor dilakukan oleh satuan pengamanan (satpam) yang dilakukan langsung dilapangan ketika ada kendaraan yang baru masuk kedalam lahan parkir. Namun, masih saja ada yang tidak menurut dan memarkinkan kendaraannya sendiri tanpa menuruti arahan yang telah diberikan oleh satuan pengamanan. Hal ini lah yang mengakibatkan lahan parkir tidak tertata rapih, seharusnya pihak satuan pengamanan sendiri bias lebih tegas terhadap pemilik kendaraan agar tertata.



































BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di Pringsewu tentang Manajemen Pengelolaan Lahan Parkir dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
“Sesuai data yang di dapat oleh peneliti, perencanaan pengelolaan lahan parkir sendiri ternyata memang belum memiliki manajemen yang mengatur didalamnya, namun upaya untuk menata dan menertibkan sistem perparkiran  tetap ada dan berfungsi seperti pengadaan kartu parkir, penataan, pengawasan dan kemanan. Namun hasilnya sendiri masih kurang maksimal dikarenakan lahan yang sempit sehingga menyulitkan untuk menampung kapasitas kendaraan yang banyak.
Keamanan yang belum maksimal juga belum terlaksana oleh satuan pengamanan, hal ini juga tentunya terjadi karena kurangnya pengawasan dari pihak pengelola parkiran terhadap satuan pengamanan yang berada langsung di lapangan. Kasus-kasus seperti kehilangan kendaraan pun akhirnya terjadi akibat sistem keamanan kampus yang masih terbilang lemah.Hal ini tentu mengakibatkan pembawa kendaraan tidak merasa nyaman dengan kendaraan yang dibawanya serta penilaian buruk terhadap satuan pengamanan yang seharusnya bisa menjaga kendaraan dengan baik di lahan parkir.
Penggunaan kartu parkir yang bertujuan untuk salah satu upaya pengamanan kampus masih tidak efektif dikarenakan masih banyak pembawa kendaraan yang tidak mengambil kartu parkir. Hal ini terjadi karena status sosial pemilik kendaraan seperti masyarakat yang biasanya melakukan hal seperti ini, kedekatan antara pemilik kendaraan dengan satuan pengamanan yang berjaga di pos juga mengakibatkan pemilik kendaraan tidak mengambil kartu parkir yang tujuannya sendiri adalah untuk pengamanan kendaraan.
Kurangnya kedekatan antara presma dan satuan pengamanan  juga ternyata menjadi salah satu masalah, tidak ada komunikasi antara keduanya mengakibatkan masyarakat menjadi sulit diarahkan dalam memarkirkan kendaraan di sembarangan tempat. Setiap ada acara-acara tertentu yang diadakan pun menjadi tugas berat dadakan terhadap satuan pengamanan karena banyaknya orang berdatangan dan kendaraan yang masuk melebihi kapasitas ruang parkir. Kurangnya koordinasi antara seseorang selaku penyelenggara acara dengan satuan pengamanan pun ternyata yang menjadi suatu masalah.







5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahn yang belum terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberaa saran antara lain :
a.       Memperluas kapasitas lahan parkir sangat berpengaruh dalam pengelolaan lahan parkir di Untirta, selain dapat menampung jumlah kendaraan yang banyak proses manajemen parkir pun akan berjalan dengan efektif. Maka seharusnya dibuatkan lahan khusus tempat parkir entah itu membeli atau menyewa tanah kosong ataupun membuat gedung basemen sehingga cuku efektif untuk menata dan menampung kendaraan yang kapasitasnya besar ini. Dengan memperluas kapasitas lahan parkir tentunya akan lebih tertata pengelolaan lahan parkir di Pringsewu. Penarikan biaya per kendaraan pun (misal mengadakan kerjasama terhadap pihak swasta untuk pengelolaan parkir) tidak menjadi masalah apabila sistem pengelolaan dan keamanannya terbilang bonafit. Mengapa tidak untuk memberlakukan hal tersebut karena kualitas yang baik pun tentu akan membutuhkan biaya yang mahal.
b.      Perlunya meningkatkan keamanan, masalah keamanan yang ada saat ini masih sangat terbilang buruk. Seharusnya pihak  keamanan harus lebih sigap dalam menangani hal ini, melihat dari banyaknya kasus kehilangan kendaraan . Dengan mempertebal sistem keamanan tentu akan meminimalisir hal tersebut dengan cara mempertegas satuan pengamanan atau menambah jumlah satuan pengamanan. Melatih setiap satuan pengamanan secara militer agar terciptanya sikap yang tegas dalam mengamankan dan tidak pandang bulu.
c.       Pemerintah juga seharusnya bisa mencari solusi dalam hal ini, selaku mediator antar warga Sampai saat ini yang terjadi pemerintah tidak dekat dengan pihak pengelola, begitupun sebaliknya. Maka seharusnya jalinlah kerjasama dan kekeluargaan yang erat antara keduanya, dengan menjalin suatu hubungan yang baik antara warga dengan pemerintah maka akan terciptanya solusi-solusi yang hebat untuk keluar dari permasalahan seperti ini. Masyarakat tentunya lebih tau bagaimana keadaan yang terjadi di lapangan dengan itu lakukan lah sharing terhadap pihak pengelola parkir dan nantinya akandiajukan menjadi sebuah jalan keluar dalam masalah pengelolaan lahan parkir agar menjadi lebih baik kedepannya.















DAFTAR PUSTAKA


Share this article :
+
Previous
Next Post »

Related Post

0 Komentar untuk "MANAJEMEN PENGELOLAAN LAHAN PARKIR sosiologi"